II. PENETAPAN KADAR AIR TANAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan
pengandung air (Akuifer) dibawah permukaan tanah, mengiri ruang pori batuan. Tanah
yang berlempung misalnya mempunyai kandungan air yang lebih banyak dibandingkan
tanah berpasir. Hal itu disebabkan karena tanah berlempung memiliki fraksi liat
yang banyak sehingga dapat menahan banyak air. Gerakan air dalam tanah akan
mempengaruhi keberadaan air di suatu tempat. Gerak kapiler pada tanah basah
akan lebih cepat daripada gerakan ke atas maupun ke samping dalam kedalaman
solum suatu tanah, maka semakin besar kadar airnya.
Kadar air
tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap
volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah
basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air
yang terkandung dalam tanah tersebut.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain
pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang
mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga
berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air
terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran
atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan
tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah,
merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat
mengakibatkan tanaman mati.
Pada praktikum minggu ini, kami menghittung kadar air pada
kapasitas lapang.Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab
yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik
gravitasi.
1.2
TUJUAN
Mengetahui kadar air kapasitas lapang pada tanah sampel dan
menghitung kadar air kapasitas lapang pada tanah sampel.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kadar
air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan
berat kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu
persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan
karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada
volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah
tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 °C – 110 °C
untuk waktu tertentu(Hakim, 1986)
Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume
tanah.Cara ini memberikan keuntungan karena dapat memberikan gambaran terhadap
ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air
dapat digolongkan dalam cara Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan,
listrik serta pembaruan neutron. Cara Gravimetrik merupakan cara yang paling
umum dipakai dimana dengan cara ini tanah basah dikeringkan dalam oven pada
suhu 100ºC-150ºC untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena proses
pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah
(Hanafiah, 2004).
Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu
permanen disebut total air tanah tersedia (TAW, Total Available
Water). Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang
dipertahankan agar tidak habis mengering diserap tanaman hingga mencapai titik
layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis tanaman, tanah,
iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan. Kandungan air antara kapasitas
lapang dan titik kritis disebut RAW (Readily Available Water). Perbandingan
antara RAW dengan total air tanah yang tersedia dipengaruhi oleh iklim,
evapotranspirasi, tanah, jenis tanaman dan tingkat pertumbuhan
tanaman (Raes,2007).
Penentuan kadar air dengan metode pengeringa atau oven ini
cukup mudah dan efektif. Namun, memiliki kelemahan diantaranya bahan air,
selain air juga ikut menguap dan juga hilang bersama uapa air. Selain itu,
dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air dan zat mudah
menguap lain. Dengan metode ini bahan yang mengandung senyawa yang dapat
mengangkut air secara kuat selalu melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.( Darmawijaya,2008)
BAB II1
METODE PRAKTIKUM
3.1 WAKTU dan TEMPAT
Praktikum Dasar Ilmu Tanah (Penetapan
Kadar Air) dilaksanakan pada tanggal 17 0ktober 2017, pukul 07.00- 08.40
bertempat di Labolatorium Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN “Veteran”
Jawa Timur.
3.2 ALAT dan BAHAN
3.2.1 ALAT
- Ring 4 buah
- Kaleng
- Sentrifuge
- Oven
- Desikator
- Timbangan
3.2.2 BAHAN
- Sampel tanah
- Kasa
- Karet
- Air
3.3 CARA KERJA
1) Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum.
2) Menimbng sampel tanah sebesar 10gr tanah kering.
3) Memasukkan 10gr tanah kering udara kedalam kaleng,
kemudian timbang dan catat beratnya.
4) Merendam 2 kaleng ke dalam air dan menunggu sampi
airnya naik ke atas permukaan.
5) Memaukkan ring yang direndam di air yang telah meresap
ke permukaan ke dalam sentrifus selama 15 menit.
6) Mengeluarkan ring dari sentrifus dan memasukkan ke
empat ring ring yang di sentrifus dan tidak ke dalam oven dengan suhu 105 0 C. Biarkan selama 24 jam.
7) Mengeluarkan ke empat kaleng dari oven dan memasukkan
ke dalam desikator,kemudian timbang dan catat hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Perhitungan Kadar Air Kering Udara
NO
|
Contoh tanah
|
Berat Kaleng
|
Berat tanah + kaleng
|
%
KA= 100(B-C)
C-A
|
FKa=
100+%KA
100
|
BTKU (B)
|
BTKO (C)
|
1
|
Mangrove
lahan 1
|
7,4
|
15,4
|
14
|
21,2%
|
1,2%
|
2
|
Mangrove
lahan 2
|
6
|
15,9
|
14,6
|
15%
|
1,5%
|
Fka = faktor koreksi kadar air
Tabel 2. Perhitungan Kadar Air Kapasitas Lapang
NO
|
Contoh tanah
|
Berat ring/silinder
|
Berat tanah + ring/silinder
|
%
KA= 100(B-C)
C-A
|
BTKU (B)
|
BTKO (C)
|
1
|
Mangrove
lahan 1
|
7,6
|
22,2
|
14,6
|
108%
|
2
|
Mangrove
lahan 2
|
15,4
|
23,1
|
21,1
|
35,1%
|
4.2 PEMBAHASAN
Kapasitas
lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak
yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah
tersebut terus menerus diserap oleh akar tanaman atau menguap sehingga tanah
makin lama makin mengering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi
menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen).
Hasil pengamatan praktikum kadar air diperoleh perhitungan
kadar air kering udara dan perhitungan air kapasitas lapang. Pada perhitungan
kadar air kerig udara diperoeh presentase kdar air dari lahan mangrove I 21,2%
dan lahan II 15% dengan faktor koreksi air yang diperoleh lahan I sebesar 108%
dan lahan II 35,1%. Keadaan tanaman memiliki ketersediaan yang optimum
ditunjukkan pada lahan II dengan presentase kapasitas lapang 35,1% sedangkan
pada lahan I presentasenya 108% menunjukkan terjadinya kelebihan air tanah. Hal
ini karena tanah mangroveberjenis lempung/liat yang memiliki kapasitas lapang
tinggi karena dapat menahan air oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi.
Selain itu, tanah berjenis lempung atau lit ini memiliki tekstur halus sehingga
memilki daya menahan air yang besar. Untuk penentuan kadar air kering udara
dapat diketahui bahwa air yang hilang karen pengeringan merupakan sejumlah air
yang terkandung dalam tanah tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1)
Kadar air tanah
merupakan perbandingan berat air yang terkandung di dalam tanah denganberat
kering tanah.
2)
Tanah berjenis
lempung/liat memiliki kemampuan menahan air yag lebih besar.
3)
Kapasitas lapang
tanah mangrove memiliki presentase tinggi, yang menunjukkan bahwa tanah
berjenis lempung/liat memiliki kemampuan menahan air yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
-
Darmawijaya,
M.I.2008. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.
-
Hakim. N. Et
al. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung : Penerbit Universitas
Lampung
-
Hanafiah,K,A.2004. Dasar
Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
-
Raes, D. , Herman L. dan
V.B Martin. 2007. Irrigation Schedulling Information Sistem.
Katholike Universiteit Leuven : Leuven.
Komentar
Posting Komentar