SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

Gambar
TUGAS SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN  DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN Nama kelompok: 1.       Niranda Ristania                   (1625010013) 2.       Siska Dwi Lestari                  (1625010014) Usaha Tani Terpadu “SENIROCEN SAWANGBASAN” 1.1. Pendahuluan  Kerusakan lingkungan yang semkin banyak terjadi di berbagai wilayah Indonesia merupakan salah satu dampak akibat perbuatan manusia terhadap perubahan keseimbangan lingkungan sehingga menyebabkan terjadonya perubahan iklim yang drastis serta terjadinya berbagai bencana. Usaha pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kerusakan lingkungan . eningkatan penduduk yang begitu besar harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan secara tepat dan cepat. Berbagai usaha terus dikembangkan seiring perminaan produk yang begitu tinggi.   Seiring dengan seruan revolusi hijau dan gerakan swasembada pangan, usaha pertanian dilakukan dengan sangat intensif,

laporan praktikum penetapan kadar air

II. PENETAPAN KADAR AIR TANAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (Akuifer) dibawah permukaan tanah, mengiri ruang pori batuan. Tanah yang berlempung misalnya mempunyai kandungan air yang lebih banyak dibandingkan tanah berpasir. Hal itu disebabkan karena tanah berlempung memiliki fraksi liat yang banyak sehingga dapat menahan banyak air. Gerakan air dalam tanah akan mempengaruhi keberadaan air di suatu tempat. Gerak kapiler pada tanah basah akan lebih cepat daripada gerakan ke atas maupun ke samping dalam kedalaman solum suatu tanah, maka semakin besar kadar airnya.
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Pada praktikum minggu ini, kami menghittung kadar air pada kapasitas lapang.Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi.

1.2  TUJUAN
Mengetahui kadar air kapasitas lapang pada tanah sampel dan menghitung kadar air kapasitas lapang pada tanah sampel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 °C – 110 °C untuk waktu tertentu(Hakim, 1986)
Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume tanah.Cara ini memberikan keuntungan karena dapat memberikan gambaran terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam cara Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron. Cara Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan cara ini tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 100ºC-150ºC untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena proses pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah (Hanafiah, 2004).
Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut total air tanah tersedia (TAW, Total Available Water). Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan. Kandungan air antara kapasitas lapang dan titik kritis disebut RAW (Readily Available Water). Perbandingan antara RAW dengan total air tanah yang tersedia dipengaruhi oleh iklim, evapotranspirasi, tanah, jenis tanaman dan tingkat pertumbuhan tanaman (Raes,2007).
Penentuan kadar air dengan metode pengeringa atau oven ini cukup mudah dan efektif. Namun, memiliki kelemahan diantaranya bahan air, selain air juga ikut menguap dan juga hilang bersama uapa air. Selain itu, dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air dan zat mudah menguap lain. Dengan metode ini bahan yang mengandung senyawa yang dapat mengangkut air secara kuat selalu melepaskan airnya meskipun  sudah dipanaskan.( Darmawijaya,2008)

BAB II1
METODE PRAKTIKUM
3.1 WAKTU dan TEMPAT
Praktikum Dasar Ilmu Tanah (Penetapan Kadar Air) dilaksanakan pada tanggal 17 0ktober 2017, pukul 07.00- 08.40 bertempat di Labolatorium Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur.
3.2 ALAT dan BAHAN
3.2.1 ALAT
- Ring 4 buah
- Kaleng
- Sentrifuge
- Oven
- Desikator
- Timbangan
3.2.2 BAHAN
- Sampel tanah
- Kasa
- Karet
- Air
3.3 CARA KERJA
1)      Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum.
2)      Menimbng sampel tanah sebesar 10gr tanah kering.
3)      Memasukkan 10gr tanah kering udara kedalam kaleng, kemudian timbang dan catat beratnya.
4)      Merendam 2 kaleng ke dalam air dan menunggu sampi airnya naik ke atas permukaan.
5)      Memaukkan ring yang direndam di air yang telah meresap ke permukaan ke dalam sentrifus selama 15 menit.
6)      Mengeluarkan ring dari sentrifus dan memasukkan ke empat ring ring yang di sentrifus dan tidak ke dalam oven dengan suhu 105 0 C. Biarkan selama 24 jam.
7)      Mengeluarkan ke empat kaleng dari oven dan memasukkan ke dalam desikator,kemudian timbang dan catat hasilnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Perhitungan Kadar Air Kering Udara
NO
Contoh tanah
Berat Kaleng
Berat tanah + kaleng
% KA= 100(B-C)
C-A
FKa= 100+%KA
100
BTKU (B)
BTKO (C)
1
Mangrove lahan 1
7,4
15,4
14
21,2%
1,2%
2
Mangrove lahan 2
6
15,9
14,6
15%
1,5%
Fka = faktor koreksi kadar air
Tabel 2. Perhitungan Kadar Air Kapasitas Lapang
NO
Contoh tanah
Berat ring/silinder
Berat tanah + ring/silinder
% KA= 100(B-C)
C-A
BTKU (B)
BTKO (C)
1
Mangrove lahan 1
7,6
22,2
14,6
108%
2
Mangrove lahan 2
15,4
23,1
21,1
35,1%

4.2 PEMBAHASAN
Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen).
Hasil pengamatan praktikum kadar air diperoleh perhitungan kadar air kering udara dan perhitungan air kapasitas lapang. Pada perhitungan kadar air kerig udara diperoeh presentase kdar air dari lahan mangrove I 21,2% dan lahan II 15% dengan faktor koreksi air yang diperoleh lahan I sebesar 108% dan lahan II 35,1%. Keadaan tanaman memiliki ketersediaan yang optimum ditunjukkan pada lahan II dengan presentase kapasitas lapang 35,1% sedangkan pada lahan I presentasenya 108% menunjukkan terjadinya kelebihan air tanah. Hal ini karena tanah mangroveberjenis lempung/liat yang memiliki kapasitas lapang tinggi karena dapat menahan air oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Selain itu, tanah berjenis lempung atau lit ini memiliki tekstur halus sehingga memilki daya menahan air yang besar. Untuk penentuan kadar air kering udara dapat diketahui bahwa air yang hilang karen pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. 

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1)      Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung di dalam tanah denganberat kering tanah.
2)      Tanah berjenis lempung/liat memiliki kemampuan menahan air yag lebih besar.
3)      Kapasitas lapang tanah mangrove memiliki presentase tinggi, yang menunjukkan bahwa tanah berjenis lempung/liat memiliki kemampuan menahan air yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA
-          Darmawijaya, M.I.2008. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University Press:
            Yogyakarta.
-          Hakim. N. Et al. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung : Penerbit Universitas Lampung
-          Hanafiah,K,A.2004. Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
-                                                      Raes, D. , Herman L. dan V.B Martin. 2007. Irrigation Schedulling Information Sistem. Katholike Universiteit Leuven : Leuven.
  





Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

laporan praktikum tanah PENETPAN TEKSTUR,STRUKTUR, DAN WARNA