SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

Gambar
TUGAS SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN  DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN Nama kelompok: 1.       Niranda Ristania                   (1625010013) 2.       Siska Dwi Lestari                  (1625010014) Usaha Tani Terpadu “SENIROCEN SAWANGBASAN” 1.1. Pendahuluan  Kerusakan lingkungan yang semkin banyak terjadi di berbagai wilayah Indonesia merupakan salah satu dampak akibat perbuatan manusia terhadap perubahan keseimbangan lingkungan sehingga menyebabkan terjadonya perubahan iklim yang drastis serta terjadinya berbagai bencana. Usaha pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kerusakan lingkungan . eningkatan penduduk yang begitu besar harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan secara tepat dan cepat. Berbagai usaha terus dikembangkan seiring perminaan produk yang begitu tinggi.   Seiring dengan seruan revolusi hijau dan gerakan swasembada pangan, usaha pertanian dilakukan dengan sangat intensif,

laporan praktikum tanah PENETPAN TEKSTUR,STRUKTUR, DAN WARNA

III PENETPAN TEKSTUR,STRUKTUR, DAN WARNA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Tanah terbentuk dari bahan-bahan mineral organik, air serta udara tersusun di dalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses pembentukan tanah itu, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis dan biologi dari tanah yang berbeda-beda pula. Dalam tanah terdiri dari empet komponen utama ialah bahan mineral, bahan organic, udara dan air tanah.
Tanah mendukung berbagai bentuk kehidupan, khususnya pertumbuhan tanaman sebagai contoh utama. Tanah berfungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman yang menangkap sinar matahari. Dengan fungsi tersebut tanah berperan dalam siklus global karbon. Dismaping itu kebanyakan unsur-unsur dalam usaha memelihara kehidupan berada pada siklus yang lebih berat ke tanah dalam hubungan ini tanah menyediakan lingkungan yang cocok untuk terlaksananya pelapukan bahan-bahan mati dengan cukup cepat melalui aktivitas mikroorganisme terhadap senyawa-senyawa dasar untuk dapat segera menyusul memasuki kembali siklus, terutama melalui vegetasi.
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas drainase, menyimpan air, plastisitas, mudahuntuk ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur hara tanaman. Semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah. Salah satu sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur tanah.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis. Warna tanah untuk menetukan kandungan unsur hara dan bahan organik.

1.2  TUJUAN
Mengetahui tekstur, struktur, dan warna tanah dari sampel tanah yang telah diambil.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah  (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat.Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan liat sehingga tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur, diantaranya kasar, agak kasar, sedang, agak halus,dan hancur (Hanafiah, 2014).
Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (lebih besar 2 mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halusberdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus (Hardjowigeno, 1995).
Struktur tanah yang baik adalah yang kandungan udara dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Hal semacam ini hanya terdapat pada struktur yang ruang pori-porinya besar dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap pukulan tetes air hujan. Dikatakan pula bahwa struktur tanah yang baik apabila perbandingannya sama antara padatan, air, dan udara (Suhardi, 2007).
 Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung antara satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi (Handayani, 2008).
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah.Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah (Hardjowigeno,2010).
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau. (Madjid, A. 2007)


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum Dasar Ilmu Tanah (Penetapan Tekstur, Struktur, dan Warna Tanah) dilaksanakan pada tanggal 24 0ktober 2017, pukul 07.00- 08.40 bertempat di Labolatorium Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur.
3.2 ALAT dan BAHAN
3.2.1 ALAT
- Lempeng kaca
- Botol penyemprot
- Munsell Soil Color Chart
3.2.2 BAHAN
- contoh tanah agregat utuh dan tanah biasa
- Air
3.3 CARA KERJA
A. Penetapan Tekstur Tanah
1)      Menyiapkan contoh tanah dalam keadaan kering udara yang sudah dihaluskan kurang lebih 100gr dan air dalam botol penyemprot ( dapat menggunakan contoh tanah untuk konsistensi basah )
2)      Mengambil contoh tanah secukupnya dan diletakkan di telapak tanagan.
3)      Meneteskan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dan digosok dengan telunjuk tangan yang lain.
RASAKAN : Apakah licin, halus atau ada rasa kasar
·         Rasa licin dan halus adalah partikel liat debu
·         Rasa kasar adalah partikel pasir
4)      Menaksir berapa banyak pasir yang ada dengan merasakan tingkat kekasarannya.
5)      Menambahkan air sedikit demi sedikit namun tidak terlalu basah kemudian pijit pijit sedikit tanah dengan jari telunjuk
RASAKAN : Apakah ibu jari telunjuk lekat atau mudah lepas
·         Rasa lekat menunjukkan adanya partikel liat (semakin lekat semakin banyak partikel liatnya)
6)      Menambahkan air sedikit lagi sampai tanah dapat digulung dengan diameter 1,5cm dan panjangnya sekitar 5cm
PERHATIKAN : Apakah tanah bisa digulung atau tidak dan apabila dibengkokan patah atau tidak.
·         Tanah yang tidak bisa digulung menandakan jumlah pasir abnyak
·         Tanah yang bisa digulung meandakan jumlah partikel liat banyak.
·         Yang mudah patah menandakan pengaruh sifat pasir cukup besar
·         Yang tidak mudah patah menunjukkan sifat liat mendominasi tanah.
B. PENETAPAN BETUK STRUKTUR TANAH
1)      Mengambi gumpalan tanah ( dalam keadaan lembab ) dengan diameter  kurang lebih 10cm.
2)      Memecahkan gumpalan tanah tersebut dengan cara menekan dengan jari, pecahan dari gumpalan tersebut merupakan agregat atau gabungan agregat.
·         Bentuk struktur tanah ditentukan oleh bentuk agregat yang dibagi menjadi 7 yaitu :
§  Remah (crumb)
§  Granular
§  Lempeng (platy)
§  Prisma (prismatik)
§  Gumpal bersudut ( angular blocky )
§  Lepas/ butir tunggal
§  Masif /pejal
C. WARNA TANAH KEDAAN LEM
1)      Mengampil segumpal masa tanah dalam keadaan lembab, tetapkan warnanya dengan cara membandingkan denga warna yang terdapat pada munsell soil color chart.
2)      Mencatat satuan nilai hue, value, dan chroanya.
3)      Mencari warna pada halaman berikutnya setelah mendapat simbol waran.


 BAB IV
HASIL DAN PEBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasi pengamatan tekstur, struktur, dan warna tanah
NO
Contoh Tanah
Tekstur Tanah
Bentuk Struktur   Tanah
Warna Tanah
1.
Tanah Mangrove
Liat Berdebu
Columnar
Sumbu Y>X
Keadaan basah = dark brown 4/4
Keadaan kering = brown 5/3

4.2 PEMBAHASAN
Tanah terbentuk dari bahan-bahan mineral organik, air serta udara tersusun di dalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. anah memiliki sifat- sifat fisik yang beberapa diantaranya dapat diamati dengan indra manusia. Beberapa sifat fisik tanah yang dapat diamati dengan indera manusia antara lain ialah warna tanah, struktur tanah, tekstur tanah, dan konsistensi. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.
Praktikum kali ini membahas tentang penetapan tekstur, struktur dan warna tanah dengan menggunakan sampel tanah mangrove. Untuk melakukan pengamatan Beberapa sifat fisik tanah yang dapat diamati dengan indera manusia antara lain ialah warna tanah, struktur tanah, tekstur tanah diperlukanteknik dan cara khusus.
Tekstur tanah mengrove sendiri didapat dengan ciri-ciri berasa licin dan halus. Tidak putus saat ditekuk, lekat di tangan. Sehingga tanah mangrove dapat digolongkan pada tekstur tanah liat berdebu. Tanah yang mengandung liat banyak didominasi pori-pori mikro.
Struktur tanah pada tanah mengrove yaitu prisma (columnar) jika diamati berdasarkan sumbu x, y, dan z diperoleh sumbu y > x. Ujung potongan tanah agregatnya membulat sehingga strukturnya digolongkan dalam prisa (columnar)
Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna baku yang terdapat pada Munsell Soil Color Chart. Penentuan ini meliputi penetuan warna dasar tanah, warna bidang struktur, warna karatan, dan warna humus. Warna tanah dinyatakan dalam tiga satuan yaitu kilap (hue), nilai (value), kroma (chroma). Berdasarkan penelitian warna tanah diperoleh warna coklat gelap (dark brown) 4/4  hue 7,5 YR untuk perlakua tanah basah dan diperoleh warna coklat (brown) 5/3 hue 7,5 YR untuk perlakuan tanah kering.
 Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau.


BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasar kan hasil pengamatan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1)      Tanah mangrove memiliki tekstur liat berdebu dengan ciri-ciri seperti berasa licin dan halus, tidak putus saat ditekuk, dan lekat di tangan.
2)      Struktur tanahnya prisma (columnar) jika diamati berdasarkan sumbu x, y, dan z diperoleh sumbu y > x. Ujung potongan tanah agregatnya membulat sehingga strukturnya digolongkan dalam prisa (columnar)
3)      Warna tanah diperoleh warna coklat gelap (dark brown) 4/4  hue 7,5 YR untuk perlakua tanah basah dan diperoleh warna coklat (brown) 5/3 hue 7,5 YR untuk perlakuan tanah kering.

DAFTAR PUSTAKA

-          Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
-                                             Handayani, S. dan H. S. Bambang. 2008. Kajian struktur tanah lapisan olah. Jurnal  Ilmu Tanah     dan Lingkungan. 33: 10 – 17.
-          Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
-          Hardjowigeno, S., 1995.  Ilmu Tanah. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa
-          Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertania Unsri.
-          Suhardi. 2007. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta.

Komentar

  1. kenapa pas aku masuk web ini ada lagu?:' kerennnnn ih jadi suka

    BalasHapus
  2. lucu aku suka web ini masa ada musiknyaa:)

    BalasHapus
  3. kaget anjirr tbtb ada lagunya kwkwkw

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan praktikum penetapan kadar air

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN