SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN
TUGAS SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN
Nama kelompok:
1.
Niranda
Ristania (1625010013)
2.
Siska Dwi Lestari (1625010014)
Usaha
Tani Terpadu “SENIROCEN SAWANGBASAN”
Kerusakan
lingkungan yang semkin banyak terjadi di berbagai wilayah Indonesia merupakan
salah satu dampak akibat perbuatan manusia terhadap perubahan keseimbangan
lingkungan sehingga menyebabkan terjadonya perubahan iklim yang drastis serta
terjadinya berbagai bencana. Usaha pertanian memberikan kontribusi yang cukup
besar dalam kerusakan lingkungan . eningkatan penduduk yang begitu besar harus
diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan secara tepat dan cepat. Berbagai
usaha terus dikembangkan seiring perminaan produk yang begitu tinggi.
Seiring
dengan seruan revolusi hijau dan gerakan swasembada pangan, usaha pertanian
dilakukan dengan sangat intensif, untuk mengejar produksi yang tinggi. Namun
demikian, hal tersebut ternyata tidak dibarengi dengan profesionalisme dan
perencanaan yang matang sehingga tidak mengedepankan konsep keberlanjutan.
Pengusahaan lahan pertanian yang begitu intensif mengambil hara dalam bentuk
hasil panenan tidak diimbangi dengan pengembalian input yang sesuai, sehingga
menyebabkan degradasi lahan dan kerusakan lingkungan yang efeknya
berkepanjangan bahkan tidak hanya terjadi di wilayah pengusahaan pertanian
namun berimbas ke daerah lain yang memiliki hubungan perairan terutama daerah
sedimentasi maupun muara sungai. Dalam mengembangangkan suatu sistem pertanian,
kita harus mengedepankan konsep keberlanjutan. Pemanfaatan teknologi
pengelolaan lahan serta konservasi sumberdaya air sangat penting untuk
diterapkan dalam suatu sistem pertanian yang berkelanjutan. Karena konsep
sistem pertanian yang berkelanjutan tergantung pada seluruh kemajuan dari sisi
kesehatan manusia serta kesehatan lahan.
Agro-ekologi
merupakan studi holistik tentang ekosistem pertanian termasuk semua unsur
lingkungan dan manusia. Dengan pemahaman akan hubungan dan proses ekologi,
agroekosistem dapat dimanipulasi guna peningkatan produksi agar dapat
menghasilkan secara berkelanjutan, dengan mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan bagi lingkungan maupun sosial serta meminimalkan input
eksternal. Konsep ini menjadi salah satu dasar bagi pengembangan pertanian
yang berkelanjutan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu usaha tani terpadu yang
memperhatikan segala aspek kehidupan baik dari sisi ekologi, ekonomi sosial,
ekosistem, dan manusiawi.
1.2.Uraian
Elemen “SENIROCEN SAWANGBASAN”
Berdasarkan gambar tersebut yaitu
pengelolaan Pertanian berkelanjutan dengan judul “SENIROCEN SAWANGBASAN”
sengon-mahoni-lamtoro-cengkeh -sapi-bawang merah-cabai-krisan merupakan usaha
tani terpadu untuk lahan agroforestry. Lahan yang digunakan berada pada
ketinggian 600 mdpl dengan luasan sebesar 1.050 m2. Pengelolaan
tersebut menggambarkan perpaduan antara pertanian, peternakan, perikanan, dan
kehutanan dalam satu kawasan yang menyebabkan adanya interaksi antara satu
komponen dengan komponen lain yang saling berikatan dan berkesinambungan. Pengelolaan
ini memiliki keuntungan yaitu mendatangkan pendapatan sampingan, penggabungan
usaha tani terpadu yang menyebabkan hubungan simbiosis mutualisme, dan memberikan dampak positif terhadap pertanian berkelanjutan. Komponen-komponen
dalam pengelolaan tersebut meliputi:
1. Sengon
(Albizia chinensis)
Tanaman
sengon merupakan tanaman yang berfungsi sebagai pakan ternak yaitu sapi yang
diangonkan di wilayah tersebut. Selain itu tanaman ini merupakan tanaman
berkayu dan tahunan yang berfungsi sebagai tanaman peneduh. Tanaman ini juga
memiliki nilai ekonomis yaitu kayunya dapat dijual sebagai bahan pembuatan
meubel. Sengon juga merupakan tanaman
legum yang memiliki bintil akar sehingga dapat mengikat nitrogen bebas dari
udara yang membuat tanah lebih subur.
2. Mahoni
(Swietenia mahagoni)
Tanaman
mahoni yang diletakkan dipinggiran sungai berfungsi sebagai penahan erosi,
selain itu juga berfungsi sebagai penahan angin bagi tanaman pertanian yaitu
pada budidaya tumpang sari cabai dan bawang merah. Tanaman mahoni juga dapat
dimanfaatkan kayunya sebagai bahan meubel.
3. Lamtoro
(Leucaena leucocephala)
Tanaman
lamtoro berfungsi sebagai tanaman border dan tanaman penahan angin. Tanaman ini
juga merupakan tanaman legum yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah
dengan mengikat udara bebas di udara. Buah dan biji dari lamtoro yang masih
muda dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku masakan. Selain itu daun lamtoro
yang gugur dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau bagi budidaya cabai dan
bawang merah maupun bagi tanaman lamtoro sendiri.
4. Cengkeh
(Syzygium aromaticum)
Tanaman
cengkeh merupakan tanaman perkebunan
yang berfungsi sebagai tanaman obat tradisional. Tanaman cengkeh dapat dipanen
bunganya dengan siklus atau periode pemanenan menjadi pola siklus 2 tahun dan
siklus 3-4 tahun. Daun cengkeh yang gugur dapat digunakan sebagai pupuk hijau
bagi tanaman cengkeh tersebut, selain itu daunnya yang gugur dan kering dapat
diolah menjadi minyak yang berfungsi sebagai kesehatan.
5. Sapi
Sapi
yang diangonkan bebas di pekarangan tanaman sengon memberikan pupuk kandang
pada tanaman tersebut berupa kotoran yang dihasilkan sehingga dapat
meningkatkan kesuburan tanah. Untuk makanannya berasal dari daun sengon atau
rumput-rumput yang ada di sekitarmya. Sapi juga dapat digunakan sebagai sumber
tenaga pengolah lahan. Kandang sapi ditempatkan di skitar pekarangan sengin agar
memudahkan untuk mengandangkan sapi pada soredan malam hari.
6. Bawang
merah (Allium cepa)
Bawang
merah yang dibudidayakan secara tumpang sari dengan tanaman cabai ditanaman
dengan arah tegak lurus dengan aliran sungai atau sumber air. Bawang merah
merupakan tanaman hortikultura yang memiliki ekonomis tinggi sebagai bahan baku
masakan atau sebagai bumbu dapur. Pemanenan bawang merah dilakukan saat tanaman
berumur 70-80 hari setelah tanam. Umbi bawang merah ini dapat bertahan 1-2
tahun apabila penanganan pasca panen dan penyimpanannya dilakukan dengan baik.
Bawang merah ditumpangsarikan dengan cabai merah karena kedua tanaman ini
memiliki penyakit yang berbeda sehingga apabila salah satunya terserang
penyakit tidak menulari yang lain. Selain itu waktu pemanenan antara bawang
merah dan cabai merah tidak dilakukan bersamaan sehingga pemasukan dapat terus-terusan
terjadi. Tumpangsari ini menggunakan mulsa yang bertujuan untuk mencegah
pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban tanah, menjaga struktur tanah, mencegah
erosi permukaan tanah serta meminimalisir hama dan penyakit tanaman.
7. Cabai
Merah (Capsicum annum L.)
Tanaman
cabai merah yang ditumpangsarikan di lahan terbuka dengan bawang merah
dilakukan di lokasi yang dekat dengan sumber air. Hal ini dikarenakan cabai
merah memerlukan ketersediaan air yang cukup mulai dari tanam hingga panen.
Penanaman cabai merah dilakukan satu bulan setelah penanaman bawang merah
karena pemanenan cabai merah dilakukan
mulai umur lebih dari 75 hari setiap 5-7 hari sehingga setelah cabai
selesai panen, tetap mendapatkan hasil produksi dari pemanenan bawang merah.
Budidaya ini juga dilakukan dengan pemasangan mulsa plastik yang telah
dijelaskan pada poin nomor 6.
8. Krisan
(Chrysanthemum indicum)
Tanaman
bunga krisan ditanam di dalam greenhouse yang bertujuan untuk mengatur dan
memanipulasi kondisi lingkungan seperti pengaturan penyinarannya karena krisan
merupakan tanaman hari panjang. Krisan dapat dipanen saat berumur 3-4 bulan
setelah tanam. Penentuan stadium panen adalah saat bunga telah setengah mekar
atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Pemanenan dilakukan pada pagi hari antara
jam 06.00-08.00 karena pada waktu tersebut suhu tidak terlalu tinggi dan bunga
berturgor optimum.
1.3.Konsep
Sistem Pertanian Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
(Sustainable Agriculture) merupakan
implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada sektor pertanian. Konsep pertanian
berkelanjutan, ialah yang bertumpu pada tiga pilar: ekonomi, sosial, dan
ekologi. konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi
keberlanjutan, ialah:
a.
Kehidupan sosial manusia (people), keberlanjutan ekologi alam
(planet), atau pilar triple-p. Segitiga pilar pembangunan (pertanian
berkelanjutan) dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran
pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset
produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Yang menjadi
indikator utama dalam dimensi ekonomi ini ialah tingkat efisiensi ekonomi, dan
daya saing juga besaran dan pertumbuhan nilai tambah termasuk dalam hal laba,
serta stabilitas ekonomi.
b.
Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, hal ini berkaitan
dengan kebutuhan masyarakat akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh
kehidupan sosial yang harmonis yaitu tercegahnya terjadinya konflik sosial,
preservasi keragaman budaya serta modal sosio-kebudayaan, termasuk dalam hal
perlindungan terhadap suku minoritas.
c.
Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas
ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Dalam
hal ini mencakup terpeliharanya keragaman hayati dan daya lentur biologis atau
sumberdaya genetik, sumber air dan agroklimat, sumberdaya tanah, serta
kesehatan dan kenyamanan lingkungan
Sumber: Kementrian Pertanian, 2019
1.1.Jadwal Kegiatan
No. |
Kegiatan |
April |
Mei |
Juni |
Juli |
Agustus |
|||||||||||||||
1. |
Penanaman Bawang
Merah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Penanaman
Cabai Merah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Penanaman
Krisan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Penanaman
Sengon |
Merupakan
tanaman tahunan yang sudah tersedia di lahan tersebut dan telah ditanam bertahun-tahun |
|||||||||||||||||||
5. |
Penanaman
Lamtoro |
Merupakan
tanaman tahunan yang sudah tersedia di lahan tersebut dan telah ditanam
bertahun-tahun |
|||||||||||||||||||
6. |
Penanaman
Cengkeh |
Merupakan
tanaman tahunan yang sudah tersedia di lahan tersebut dan telah ditanam bertahun-tahun |
|||||||||||||||||||
7. |
Penanaman
Mahoni |
Merupakan
tanaman tahunan yang sudah tersedia di lahan tersebut dan telah ditanam
bertahun-tahun |
|||||||||||||||||||
8. |
Penggembalaan
Sapi |
Penggembalaan
sapi dilakukan pada pagi dan sore hari |
2.1.Kesimpulan
Kesimpuan yang dapat diambil dari desain gambar yang telah dibuat untuk
menuju pertanian berkelanjutan yaitu mampu menjaga tatanan ekologi dan
memanfaatkan lahan hutan menuju sistem pertanian berkelanjutan tanpa merubah
ekosistem yang ada didalamnya. Namun, menambah ekosistem baru untuk
meningkatkan nilai ekonomi masyarakat seperti pemanfaatan lahan hutan
pertanaman sengon dikombinasikan dengan hewan ternaak sapi. Kotoran sapi dapat dijadika
sebagai pupuk kandang. Pemanfaatan lahan kosong dijadikan green house untuk
pertanaman bunga krisan dan lahan kosong yang tersisa digunakan untuk budidaya
tanaman hortikultura yaitu cabai rawit dan bawang merah. Penanaman tanaman
hortikultura ini bersebelahan dengan tanaman lamtoro yang memiliki manfaat
sebagai tanaman penyubur tanah. Pohon mahoni dimanfaatkan sebagai tanaman
pencegah terjadinya erosi dan pohon cengkeh dimanfaatkan sebagai tanaman
produksi. Ekosistem yang beragam ini diharapkan mampu menjaga ekologi dan
menciptakan pertanian yang berkelanjutan dimana harus memperhatikan segi ekonomi,
sosial, dan budaya. Sistem pertanian berkelanjutan berpotensi untuk meminimalisir
terjadinya degradasi lahan dan penurunan produktivitas lahan.
Komentar
Posting Komentar