Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

Gambar
TUGAS SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN  DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN Nama kelompok: 1.       Niranda Ristania                   (1625010013) 2.       Siska Dwi Lestari                  (1625010014) Usaha Tani Terpadu “SENIROCEN SAWANGBASAN” 1.1. Pendahuluan  Kerusakan lingkungan yang semkin banyak terjadi di berbagai wilayah Indonesia merupakan salah satu dampak akibat perbuatan manusia terhadap perubahan keseimbangan lingkungan sehingga menyebabkan terjadonya perubahan iklim yang drastis serta terjadinya berbagai bencana. Usaha pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kerusakan lingkungan . eningkatan penduduk yang begitu besar harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan secara tepat dan cepat. Berbagai usaha terus dikembangkan seiring perminaan produk yang begitu tinggi.   Seiring dengan seruan revolusi hijau dan gerakan swasembada pangan, usaha pertanian dilakukan dengan sangat intensif,

TUGAS AGROINFORMATIKA KELOMPOK 13 PENGGUNAAN SISTEM APLIKASI DIGITAL MENUJU PERTANIAN MODEREN ERA INDUSTRI 4.0

https://www.upnjatim.ac.id agrotek.upnjatim.ac.id

Implementasi Revolusi Industri 4.0 Untuk Budidaya TanamanBerbasis Sistem Aplikasi Digital

Gambar
Implementasi Revolusi Industri 4.0 Untuk Budidaya TanamanBerbasis Sistem Aplikasi Digital http://agrotek.upnjatim.ac.id/    https://www.upnjatim.ac.id Pertanian merupakan bagian utama yang perlu dikembangkan, karena pertanian adalah mata pencarihan dan lapangan kerja utama bagi penduduk daerah pedesaan dan bahkan sekarang ini juga sudah merambah didaerah perkotaan. Pertanian menjadi perhatian utama karena sebagai sektor kegiatan ekonomi yang menonjol. Perjalanan pertanian di indonesia dimulai dari sejak zaman kerajaan kuno, pertanian pada zaman penjajahan belanda dan jepang sistem pertaniannya lebih tertata karena pada zaman penjajahan sistem pertaniannya didasrkan pada kelembagaan yang dibentuk dan teknik budidaya tanamannya didasrkan pada kondisi iklim dan ketinggian tempat, serta memberikan pembinaan kepada para petani, pertanian setelah kemerdekaan dan awal kemerdekaan sistem pertanian ini didasrkan pada kebijakan program yang dibuat oleh lembaga pertanian yang telah dibe

AGRICULTURE DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN IMPLEMENTASINYA MENDUKUNG PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN BERBASIS PERTANIAN TERPADU

Gambar
  AGRICULTURE DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN IMPLEMENTASINYA MENDUKUNG PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN BERBASIS PERTANIAN TERPADU. artikel revolusi indutri 4.0 bidang pertanian https://www.upnjatim.ac.id Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang ke-empat atau disebut Industri 4.0.   Prof. Klaus Martin Schwab , teknisi dan ekonom Jerman, menyebutkan dalam bukunya  The Fourth Industrial Revolution  (2017), bahwa saat ini kita berada pada awal sebuah revolusi yang secara fundamental mengubah cara hidup, bekerja dan berhubungan satu sama lain. Perubahan di revolusi industry 4.0 ini memeberikan perubahan yang sangat berpengaruh dari revolusi sebelumnya. Pada revolusi Industri 1.0, tumbuhnya mekanisasi dan energi berbasis uap dan air yang menjadi penanda revolusi industry 1.0. Tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin, slah satunya mesin uap yang menjadi pencapaian tertinggi di abad ke-18. Selanjutnya, Revolusi Industri 2.0 perubahannya ditandai den

ARTIKEL PENGELOLAHAN TANAH DAN AIR TERHADAP KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN MENTIMUN DI Ds. GELANG KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO.

Gambar
ARTIKEL PENGELOLAHAN TANAH DAN AIR TERHADAP KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN MENTIMUN DI Ds. GELANG KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L.) termasuk dalam tumbuhan merambat  merupakan salah satu jenis tanaman sayuran buah Famili labulabuan (cucurbitaceae). Produksi tanaman mentimun di jawa timur dalam skala nasional pada tahun 2012 hingga tahun 2015 mengalami penurunan, yaitu 512.535 ton, 491.636 ton, 477.976 ton, dan 447.677 ton (Direktorat Jendral Pertanian, 2016). Rendahnya produksi tanaman mentimun disebabkan karena selama ini sistem usaha tani mentimun belum dilakukan secara intensif terutama pada kondisi lahan, perawatan tanaman dalam hal kegiatan pemupukan, dan benih mentimun. Selain itu terdapat juga kendala dari factor eksternal yaitu kondisi iklim yang meliputi suhu, kelembaban dan curah hujan yang setiap tahun tidak menentu   mempengaruhi pertumbuhan tanaman mentimun. Tanaman mentimun cocok pada suhu tanah antara 18―300 C. Penye

KERANGKA ACUAN KERJA ( Term Of Reference ) PENATAAN KAWASAN INDUSTRI (SKALA KECIL MENENGAH) DI KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO

Gambar
Pr ogram Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR Jalan Raya Gunung Anyar Surabaya UPNJATIM.ac.id Disusun oleh : NIRANDA RISTANIA/ 1625010013 KERANGKA   ACUAN   KERJA ( Term Of Reference ) PENATAAN KAWASAN INDUSTRI (SKALA KECIL MENENGAH) DI KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO I.          Latar belakang Penataan Kawasan merupakan salah satu upaya rekayasa sosial yang diselenggarakan di suatu wilayah dan dilakukan bersamaan dengan upaya menciptakan suatu sistem yang komprehensif terkait aktivitas yang berlangsung di kawasan, dengan memperhatikan kualitas lingkungan hidup. Penataan Kawasan diharapkan suatu tatanan baru yang dapat memberikan harapan kualitas kehidupan yang lebih meningkat. Penataan kawasan merupakan bagian dari upaya mendidik perilaku warga masyarakat sekitar dan juga merupakan pendidikan bagi para pengguna manfaat dari kawasan tersebut agar sesuai dengan