ARTIKEL PENGELOLAHAN TANAH DAN AIR TERHADAP KESESUAIAN
LAHAN UNTUK TANAMAN MENTIMUN DI Ds. GELANG KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO.
Tanaman mentimun (Cucumis sativa L.) termasuk dalam
tumbuhan merambat merupakan salah satu jenis tanaman sayuran buah
Famili labulabuan (cucurbitaceae). Produksi tanaman mentimun di jawa timur dalam
skala nasional pada tahun 2012 hingga tahun 2015 mengalami penurunan, yaitu
512.535 ton, 491.636 ton, 477.976 ton, dan 447.677 ton (Direktorat Jendral Pertanian,
2016). Rendahnya produksi tanaman mentimun disebabkan karena selama ini sistem
usaha tani mentimun belum dilakukan secara intensif terutama pada kondisi
lahan, perawatan tanaman dalam hal kegiatan pemupukan, dan benih mentimun.
Selain itu terdapat juga kendala dari factor eksternal yaitu kondisi iklim yang
meliputi suhu, kelembaban dan curah hujan yang setiap tahun tidak menentu mempengaruhi pertumbuhan tanaman mentimun.
Tanaman mentimun cocok pada suhu tanah antara 18―300
C. Penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika pencahayaan
berlangsung antara 8―12 jam/hari. curah hujan optimal yang diinginkan tanaman
sayur ini antara 200―400 mm/bulan, sedangkan menurut BPBD sidoarjo curah hujan
di kawasan sidoarjo tahun 2018 yaitu berskisar 100-200 mm/bulan namun curah
hujan menjadi tidak menentu di tahun ini karena perubahan iklim yang cukup
ekstrim menjadi kendala. Namun hal tersebut tidak berpengaruh pada hasil
pertumbuhan tanaman timun di tulangan, menurut petani di gelang tulangan hasil
pertumbuhan tanaman mentimun tidak menentu namun di tahun ini hasilnya sudah cukup
baik, dibanding tahun sebelumnya. Syarat tumbuh tanaman mentimun sudah sesuai
dengan kondisi lahan dan iklim di wilayah tulangan sidoarjo.
Mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua
jenis tanah. Kemasaman tanah yang optimal untuk mentimun adalah antara 5,5―6,5.
Tanah yang banayak mengandung air, terutama pada waktu berbunga, merupakan
jenis tanah yang cocok untuk penanaman mentimun di antaranya alluvial, latosal,
dan andosol. Tanaman mentimun dapat
tumbuh baik di sidoarjo khususnya daerah gelang kecamatan tulangan, jenis tanah di daerah tersebut yaitu tanah
alluvial, tanah muda hasil pengendapan material halus aliran sungai. Ciri utama
tanah alluvial adalah berwarna kelabu, bertekstur liat dengan struktur remah.
Jenis tanah di daerah tulangan sidoarjo sesuai dengan syarat tumbuh tanaman
mentimun. Namun kondisi lahan di tulangan sidoarjo ada beberapa tempat yang
ketersedian airnya sedikit dikarenakan drainase dan daerah resapan airnya
kurang baik.
Jenis
mentimun dibagi menjadi dua golongan, yaitu mentimun yang pada buahnya terdapat
bintil-bintil terutama bagian pangkalnya dan mentimun yang buahnya halus (tidak
berbintil). Di daerah tulungan banyak membudidayakan tanaman mentimun dari
berbagai varietas, ada dua jenis mentimun yang dibudidayakan yaitu mentimun yang buahnya berbintil dan mentimun
yang buahnya halus. Untuk mentimun yang buahnya berbintil biasanya petani
menggunakan biji mentimun varietas watang ritan, dan untuk mentimun yang
buahnya halus bisa disebut kerai oleh orang jawa yang sebenarnya adalah timun
jepang atau (kyuri). Selain itu ada juga varietas panda dan vanesa yang juga di
budidayakan di daerah tulangan. Mentimun banyak dibudidayakan pada musim
kemarau atau menjelang kemarau untuk musim penghujan jarang menanam mentimun
karena menurut petani di daerah tulangan menanam timun di musim penghujan
memiliki banyak kendala serta hasilnya kurang maksimal. Menurut para petani pertumbuhan
mentimun saat musim hujan cenderung kurang baik dan beresiko mengalami kelayuan
serta menyebabkan terjadinya serangan penyakit seperti layu fusarium, layu
bakteri dan busuk buah, selain itu juga diperlukan pengaturan drainase dan
daerah resapan air yang baik apabila dilakukan budidaya mentimun di musim
penghujan. Karena kondisi tanah juga menjadi kendala budidaya tanaman mentimun
di beberapa daerah di tulangan, ada sebagian daerah tulangan yang jenis
tanahnya alluvial hidromorf yang mana apabila musim penghujan dengan intensitas
yang cukup tinggi maka lahan dengan jenis tanah tersebut terjadi genangan,
banyak para petani yang tidak tahu cara mengelola hal tersebut.
Pengembangan
tanaman mentimun sering mengalami kendala selanjutnya, yaitu dalam hal sifat
fisik dan kimia tanah. Tanah yang kurang subur menyebabkan produksi menurun.
Untuk itu dalam penanaman perlu dilakukan pengolahan tanah dan penambahan usur
hara. Penambahan unsur hara dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk seperti
pupuk organic dan anorganik. pemupukan tanaman mentimun di tulangan sidoarjo kebanyakan menggunakan pupuk anorganik
dan jarang menggunakan pupuk organic sehingga ada beberapa lahan yang mengalami
degradasi karena pengolahan lahan yang salah, akibat pemberian pupuk anorganic
yang terus menerus. Pemupukan dilakukan
saat tanam umur 0 – 7 Hst (hari setelah tanam) Pemberian pupuk cair Green Grow
dikocor pada pangkal batang tanaman pertanaman, Umur 15 – 25 Hst Urea + TSP +
KCL Perbandingan 2 : 1 : 1, Setelah
panen Urea + KCL Perbandingan 2 : 1, Pupuk susulan yang dikocorkan ini terdiri dari Urea : ZA :
SP-36 : KNO3. Pengendalian hama dan
penyakit masih menggunakan pestisida maupun insektisida yang pengukuran
dosisnya kurang sesuai.
Kondisi lahan dan iklim di tulangan sidoarjo sudah memenuhi
syarat tumbuh tanaman mentimun. Namun, ada beberapa kendala yang perlu
diperbaiki untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas lahan. Seperti
drainase dan tempat resapan air, penggunaan pupuk yang sesuai dosis dan
berimbang. Melakukan pengolahan lahan secara berkala seperti memberikan masa
istirahat pada lahan (bera) melakukan pembenaman hasil panen yang tidak
diangkut kedalam tanah dan meminimalisir penggunaan pupuk anorganik agar tidak
terjadi degradasi lahan. Para petani di daerah gelang tulangan sudah mulai
menerapkan kegiatan pembenaman sisa panen yang tidak terangkut seperti daun
batang dan bagian organ tanaman lainnya. Namun, kendala utama yang masih belum
diatasi yaitu penggunaan pupuk anorganic dan pestisida kimia yang terus menerus
menjadi penyebab penurunan produktivitas lahan. Lahan di tulangan sidoarjo
tergolong sesuai S1 (sangat sesuai) karena jenis tanahnya sangat cocok untuk
budidaya tanaman mentimun. Sehingga dapat disebut sesuai namun ada beberapa
lahan di tulangan yang mengalami degradasi sehingga ksesuaiannya tergolong
dalam S3 (sesuai marginal) karena ada
beberapa factor pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan
yang harus dilakukan. Perlu
ditingkatkan masukan yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi lahan.
Komentar
Posting Komentar