SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

Gambar
TUGAS SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN  DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN Nama kelompok: 1.       Niranda Ristania                   (1625010013) 2.       Siska Dwi Lestari                  (1625010014) Usaha Tani Terpadu “SENIROCEN SAWANGBASAN” 1.1. Pendahuluan  Kerusakan lingkungan yang semkin banyak terjadi di berbagai wilayah Indonesia merupakan salah satu dampak akibat perbuatan manusia terhadap perubahan keseimbangan lingkungan sehingga menyebabkan terjadonya perubahan iklim yang drastis serta terjadinya berbagai bencana. Usaha pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kerusakan lingkungan . eningkatan penduduk yang begitu besar harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan secara tepat dan cepat. Berbagai usaha terus dikembangkan seiring perminaan produk yang begitu tinggi.   Seiring dengan seruan revolusi hijau dan gerakan swasembada pangan, usaha pertanian dilakukan dengan sangat intensif,

KERANGKA ACUAN KERJA ( Term Of Reference ) PENATAAN KAWASAN INDUSTRI (SKALA KECIL MENENGAH) DI KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO

Fakultas Pertanian
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
Jalan Raya Gunung Anyar Surabaya
UPNJATIM.ac.id
Disusun oleh :
NIRANDA RISTANIA/ 1625010013

KERANGKA  ACUAN  KERJA

( Term Of Reference )


I.         Latar belakang
Penataan Kawasan merupakan salah satu upaya rekayasa sosial yang diselenggarakan di suatu wilayah dan dilakukan bersamaan dengan upaya menciptakan suatu sistem yang komprehensif terkait aktivitas yang berlangsung di kawasan, dengan memperhatikan kualitas lingkungan hidup. Penataan Kawasan diharapkan suatu tatanan baru yang dapat memberikan harapan kualitas kehidupan yang lebih meningkat. Penataan kawasan merupakan bagian dari upaya mendidik perilaku warga masyarakat sekitar dan juga merupakan pendidikan bagi para pengguna manfaat dari kawasan tersebut agar sesuai dengan tujuan Penataan Kawasan.
Kawasan industri merupakan bagian dari fungsi pemanfaatan ruang perkotaan.  Keberadaan suatu industri dalam  penentuan lokasi industri terkait erat dengan kestrategisan suatu lokasi terhadap variabel-variabel pertimbangan yang digunakan oleh pelaku industri (investor) dalam menentukan lokasi industri yang paling feasible berdasarkan jenis usaha yang dikembangkan.  Pada sisi lain, tujuan penataan ruang adalah dalam rangka menciptakan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan sesuai dengan amanat undang-undang, sehingga semua aktifitas yang memanfaatkan ruang dapat saling bersinergis dan menciptakan tatanan ruang kota yang baik. 
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten yang memiliki sumberdaya lokal yang berperan dalam pengembangan wilayahnya khususnya pembangunan ekonomi. Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi dalam kegiatan industri pengolahan. Dimana dalam perkembangan eknomi wilayah Kabupaten Sidoarjo memiliki nilai terbesar pada indutri pengolahannya yaitu sebesar 49,34% terhadap PDRB Kabupaten Sidoarjo tahun 2017. Penyumbang terbesar salah satunya berada di Kecamatan Tanggulangin. Adapun beberapa jenis industri pengolahan yang berada di Kecamatan Tanggulangin, salah satunya yang terkenal adalah industri kerajian kulit. Industri di Tanggulangin dikenal sebagai penghasil berbagai macam kerajinan kulit diantaranya tas, dompet, sepatu, sandal, jaket, dan ikat pinggang. Kualitas produk Tanggulangin bagi konsumennya dikenal memiliki kualitas yang baik, sehingga pemasarannya bukan hanya lokal dan nasional bahkan internasional.
Penataan Kawasan Industri diupayakan dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan industri sesuai dengan penataan ruang dan pengelolaan lingkungan. Pengembangan Kawasan Industri di kabupaten sidoarjo khususnya di kecamatan tanggulangin diharapkan akan dapat mendorong peningkatan perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya di sekitar kawasan  dan  sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Kecamatan Tanggulangin dikenal sebagai sentra industry khususnya pada 3 desa  (kludan, kedensari dan kalisampurno) yang memproduksi tas, dompet, jaket yang terbuat dari (tekstil atau kulit) tiga desa ini merupakan kawasan Industri Kecil dan Menengah (IKM) terbesar di kecamatan tanggulangin. Dengan berkembangya IKM di Tanggulangin, Kementerian Perindustrian menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dalam rangka pelaksanaan Program Revitalisasi Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kecamatan Tanggulangin. Sasaran dari program revitalisasi tersebut,antara lain untuk memacu produktivitas dan daya saing dari para perajin yang mayoritas memproduksi barang jadi  berbahan dasar tekstil dan kulit. Program revitalisasai diharapkan dapat menjadikan sentra IKM Tanggulangin sebagai Kawasan Wisata Terpadu.
II. DASAR HUKUM, TUJUAN, DAN MANFAAT
2.1.    DASAR HUKUM
-          Peraturan daerah kabupaten sidoarjo nomor 6 tahun 2009 tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten sidoarjo tahun 2009 – 2029
-          Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866)
-          Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492)
-          Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987)
2.2.    TUJUAN
Tujuan dibuatnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk Penataan Kawasan Industri Kecil Menengah di Kecamatan Tanggulangin adalah sebagai berikut :
1.      Mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah dalam memperluas jangkauan pasar Sentra Industri baik skala kecil dan menegah di Kecamatan Tanggulangin.
2.      Sebagai arah perwujudan rencana tata ruang khususnya pada kawasan peruntukan industri kecil menengah (IKM).
3.      Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pemanfaatan ruang pada kawasan peruntukan industry kecil menengah (IKM).
4.      Terciptanya kawasan industri yang berkembang dan berhasil serta berdaya guna dalam rangka menjawab peluang investasi industry.
2.3. MANFAAT
Manfaat dari Penyusunan KAK Penataan Kawasan Industri Kecil Menengah di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo adalah tersedianya domkumen KAK Penataan Kawasan Industri Kecil Menengah di Kecamatan Tanggulangin sebagai pedoman bagi Stakeholders dalam melaksanakan kegiatan Penataan Kawasan Industry kecil menengah di kecamatan tanggulangin demi terciptanya Kawasan Industri yang berkembang serta tata ruang wilayah yang optimal.
III.           RUANG LINGKUP INFORMASI
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai di atas, maka ruang lingkup data dan informasi yang akan dikumpulkan dalam kegiatan Penataan Kawasan Industry kecil menengah di kecamatan tanggulangin ini meliputi : 
3.1.   Informasi kondisi Geologis
       Wilayah kabupaten Sidoarjo merupakan sebuah delta yang diapit oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Surabaya dan Sungai Porong. Selain itu, kawasan ini berbatasan langsung dengan kota Surabaya, Sidoarjo memiliki 19 kecamtan sebagai daerah penyangga, daerah industri, dan permukiman. Secara geografis wilayah Kota Sidoarjo memiliki luas wilayah 6.256 Ha. Ditinjau dari Topografi keadaan medan Kota Sidoarjo berada pada ketinggian antara 23 – 32 diatas permukaan laut. Letak Geografis, Longitude  :  112.741987 dan Latitude  :  -7.459679  . Batas wilayah kota Sidoarjo, diantaranya sebelah utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan : Kabupaten Pasuruan, sebelah timur : Selat Madura, dan sebelah barat : Kabupaten Mojokerto.
3.2.   Informasi Kondisi  Ekonomi-Finansial 
Keadaan ekonomi-finansial yakni segenap data dan/atau informasi yang berhubungan dengan aspek ekonomi dan keuangan masyarakat pengusaha produk IKM kecamatan tanggulangin. Ketenagakerjaan Komposisi dan Persebaran Tenaga Kerja di Kecamatan Tanggulangin dapat dilihat dari jumlah angkatan kerja di Kecamatan Tanggulangin meliputi 44.627 orang laki-laki, 46.057 orang perempuan.
Table 1. Mata pencaharia penduduk kecamatan Tanggulangin
Komposisi tenaga kerja jika dilihat persektor kegiatan, memperlihatkan  bahwa mata pencaharian terbesar masih didominasi sebagai pegawai swasta dengan jumlah tenaga kerja 19458,  5950 sebagai (wiraswasta) Tenaga kerja terendah pada sektor lain seperti nelayan hanya menyerap 45 orang tenaga kerja pada tahun 2007. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 1. Pendapatan terbesar kecamatan tanggulangin diperoleh dari sektor industri sebesar  3,2% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2016 sebesar 38,132,296.90 juta rupiah. (sumber BPS Kabupaten Sidoarjo)
3.3.  Informasi Kondisi Sosial-Budaya
Kondisi social-budaya adalah segenap data/atau infromasi yang berkaiatan dengan demografi (kependudukan), identitas dan kapasitas pelaku usaha, tingkat kesejahteraan, potensi wilayah, tradisi dan adat istiadat, perundang-undangan serta peraturan yang berlaku.
Penduduk Kabupaten Sidoarjo ditinjau dari kelompok umurnya menunjukkan bahwa, sebagian besar berada pada kelompok umur 25 – 29 tahun yaitu 160.892 jiwa. Kelompok umur ini termasuk kelompok usia produktif. Sedangkan penduduk usia non produktif adalah 446. 583 jiwa, terdiri dari kelompok umur 0-14 th sebesar 391.540 jiwa dan kelompok umur diatas 64 th sebanyak 55.043 jiwa. Sumber data BPS Sidoarjo 2007.
3.4.   Informasi Kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal Lainnya
Kondisi lingkungan internal dan ekternal lainnya adalah segenap faktor lingkungan (berupa kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (berupa peluang dan tantangan) selain ketiga kondisi yang telah disebutkan di atas.
a)      Faktor Internal
Kesesuaian dengan daya dukung lingkungan
-          Kekuatan
1.      Pelaku industri di kecamatan tanggulangin bersedia untuk dilakukan penataan Kawasan IKM untuk menuju perdagangan global  atau Masyarakat Economy Asia(MEA).
2.      Infrastruktur yang dibangun saat ini sudah sesuai dengan peraturan pemerintah untuk menunjang kegiatan distribusi produk IKM.
3.      Masih tersedia lahan yang belum didirikan untuk digunakan memfasilitasi industri-industri baru yang dapat bersimbiosis dengan industri yang ada saaat ini.
4.      Pengelola kawasan memiliki organisasi pengembangan usaha berupa koperasi IKM.
-          Kelemahan
1.      Pengelola kawasan belum memiliki visi misi yang berorintasi kawasan industri berwawasan lingkungan.
2.      Pengelola kawasan belum memfasilitasi pengolahan limbah produk IKM secara terpadu.
3.      Distribusi produk IKM di kecamatan Tanggulangin masih belum optimal.
b)     Factor Eksternal
-          Peluang
1.    Pemerintah setempat memberikan fasilitas pendukung untuk pengembangan kawasan Industry Kecil Menengah (IKM).
2. Pemerintah telah menyediakan program pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen industri.
3.   Sejumlah industri yang sudah ada dikawasan IKM Tanggulangin saat ini menghasilkan limbah yang dapat dimanfaatkan oleh industri lainnya.
-          Ancaman
1.      Persaingan dengan produk luar negri seperti produk cina yang masuk ke pasar indonesi dengan harga yang lebih murah disbanding produk local.
2.      Adanya ancaman yang berupa sanksi dari pemerintah bagi industri yang jumlah dan jenis limbahnya melanggar aturan yang sudah ditetapkan pemerintah.
IV.           TAHAP AN PELAKSANAAN
4.1. Pra Survey
4.1.1.  Penyusunan Kerangka Aacuan Kerja
Sesuai dengan sifat kegiatannya, yaitu Penyusunan kerangka acuan kerja untuk Penataan Kawasan Industry kecil menengah di kecamatan tanggulangin. Maka perlu dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.
4.1.2.  Teknik pengumpulan data
Selanjutnya, teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam pengumpulan data/informasi terdiri dari 2 teknik yaitu: (1) observasi lapang dan browsing, dan (2) wawancara. Secara rinci, ketiga teknik pengumpulan data dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut:
a)      Observasi lapangan dan pengumpulan data sekunder
Dalam teknik  ini, data dikumpulkan dengan mengunjungi obyek yang akan dilakukan kegiatan penataan Kawasan IKM serta mengamati kondisi lingkungan sekitarnya. Untuk mendukung informasi yang diperoleh, obyek yang diamati akan didokumentasikan dalam bentuk gambar serta mengumpulkan keterangan tambahan dari masyarakat yang ada disekitarnya. Selanjutnya, informasi yang bersifat sekunder juga dikumpulkan dari pemerintah desa setempat.
Data sekunder yang mendukung dapat berupa Data RTRW kecamatan Tanggulangin 2010 – 2030, Data kependudukan, Data peruntukan ruang, Data penggunaan dan pemanfaatan Kawasan industry, Data ketersediaan prasarana dan sarana, Data jenis dan bidang usaha industry. Peta Administrasi Kabupaten Sidoarjo, Peta pusat IKM dan peta IKM Kecamatan Tanggulangin, Foto udara kecamatan tanggulangin  dan kwasan IKM kecamatan tanggulangin .
Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten sidoarjo
 Gamabar 2. Peta Pusat Kawasan IKM Kecamatan Tanggulangin


Gambar 3. Peta Industri Kecil Menengah di Kecamatan Tanggulangin
 Gambar 4. Foto Udara Kecamatan Tanggulangin


Gamabra 5. Foto udara industri tas dan Koper di Ds. Kludan

 kecamatan Tanggulangin

a)      Wawancara
Wawancara adalah penggalian data dilakukan dengan mewawancarai sejumlah key informan terpilih di tingkat kawasan. Key informan adalah person di lokasi terpilih yang dianggap memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai masalah terkait dengan  penataan Kawasan IKM yang ada di wilayahnya. Sejumlah key informan yang akan diwawancarai antara lain adalah tokoh masyarakat, perangkat desa, pihak kecamatan.
Teknik wawancara dapat dilakukan dengan penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui penyebaran angket, temu wicara, wawancara orang perorang, dan lain sebagainya untuk menjaring aspirasi masyarakat terhadap kebutuhan yang diatur dalam KAK.
4.1.3.      Pengolahan Data
Pengolahan dan analisis data untuk Penataan Kawasan IKM Kecamatan Tanggulangin adalah sebagai berikut :
a.       Analisa SWOT
b.      Analisa AHP (analisis hirarki proses)
c.       Analisa kebijakan terkait sektor industry kecil dan menengah.
d.      Analisis kebutuhan lahan untuk Kawasan industri.
d.  Analisis teknis perancangan Kawasan industry kecil menengah.
e.  Analisis Kebijakan Rencana dan Program IKM.
f.  Analisis lingkungan dan potensi keberlanjutan.
g.  Analisis administrasi.
h.  Analisis kelembagaan.
4.2. Survey
Kegitan survey dilakukan dengan observasi lapang Kawasan IKM di Kecamatan Tanggulangin, khususnya 3 Desa Kawasan IKM yang sudah lama berdiri untuk memproduksi kerajinan berbahan dasar tekstil dan kulit berupa produk seperti tas, koper, dompet, jaket, sepatu, dan ikat pinggang. Tiga desa ini meliputi (desa kedensari, desa Kludan, dan desa kalisampurno). Kegiatan Survey dilakukan dengan identifikasi dan analysis 3 desa (desa kedensari, desa Kludan, dan desa kalisampurno), melakukan observasi di Lingkungan sekitar 3 desa pusat Kawasan IKM. Mengidentifikasi kondisi lingkungan yang mencakup 3 desa dan lingkungan sekitarnya juga meliputi aspek ekonomi, social, dan budaya masyarakat di pusat Kawasan IKM, melihat kondisi infrastruktur 3 desa Kawasan IKM di Kecamatan Tanggulangin. Mengobservasi kegiatan distribusi yang berlangsung di kawsan IKM Kecamatan Tanggulangin. 
V.           ALUR PROSES
Secara skematis, keseluruhan proses pengkajian dapat dideskripsikan dalam suatu alur sebagai berikut :


VI.              LOKASI
Lokasi kegiatan Penyusunan Kerangka Acuan Kerja untuk Penataan Kawasan Industri Kecil Menengah (IKM) di Kecamatan Tanggulangin kabupaten Sidoarjo. Tanggulangin berada di sebelah selatan ibukota Sidoarjo. Berjarak 9 km dari pusat kota Sidoarjo. Kecamatan Tanggulangin terdiri dari 19 desa yaitu Kalitengah, Kludan, Boro, Ngaban, Putat, Kedungbanteng, Banjarpanji, Banjarasri, Penatarsewu, Sentul, Kalidawir, Gempolsari, Kedungbendo, Ketapang, Kalisampurno, Kedensari, Ketegan, Ganggang panjang dan Randegan. Adapun batas wilayah Kecamtan Tanggulangin, diantaranya :
· Sebelah barat : Kecamatan Tulangan,
· Sebelah selatan : Kecamatan Porong,
· Sebelah utara : Kecamatan Candi
· Sebelah timur : Kecamatan Candi dan Porong.

VIIORGANISASI PELAKSANA
No
Tenaga Ahli
Tugas dan Tanggung Jawab
1.
Team Leader
(Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota yang memiliki latar belakang pendidikan S2 Perencanaan Wilayah dan Kota)
§  Bertanggung jawab secara administrasi dan secara teknis atas pelaksanaan kegiatan penyusunan KAK untuk Penataan Kawasan Industri Kecil Menengah (IKM) di Kecamatan Tanggulangin.

2.
Tenaga Ahli Ekonomi Wilayah dan atau Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Ekonomi Pembangunan dengan pengalaman minimal 3 tahun
§  Melaksanakan survey awal,
§  Melakukan Analisa yang berkaitan dengan bidang ekonomi wilayah.


3.
Tenaga Ahli Arsitek sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Arsitetur dengan pengalaman minimal 3 tahun mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Arsitek.
§  Melaksanakan survey awal,
§  Mengitung sumber daya dan teknologi,
§  Menyusun rencana kerja pekerjaan bidang arsitektur


4.
Tenaga Ahli Teknik Industri sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Industri dengan pengalaman minimal 3 tahun.
§  Menyusun rencana kerja pekerjaan bidang industry.                 
§  Melakukan Analisa yang berkaitan dengan bidang industri


5.
Tenaga Ahli Sistem Informasi Geografis dan atau Ahli Geodesi sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Geodesi dan atau Teknik Geomatika dengan pengalaman minimal 3 tahun.
§  Melaksanakan survey awal.
§  Mengitung sumber daya dan teknologi.
§  Menyusun rencana kerja pekerjaan geodesi.
§  Melaksanakan pekerjaan geodesi

6.
Tenaga Ahli Teknik Lingkungan sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Lingkungan dengan pengalaman minimal 3 tahun.
§  Menyusun rencana kerja pekerjaan bidang Teknik Lingkungan.
§  Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli yang lain dan tenaga pendukung yang ada.
§  Melaporkan seluruh hasil pekerjaan kepada team leader.
7.
Tenaga  Admnistrasi dan Operator , 2 org.
§  Menangani kegiatan administrasi (TOR, anggaran, pelaporan dll) kegiatan penyusunan masterplan/actionplan sesuai standar  yang berlaku.
§  Membantu menyiapkan administrasi untuk operasional penyusunan KAK dan dokumentasi
8.
Petugas  Survey, 2 org
§  Melakukan koordinasi dan persiapan kajian dilapangan, melakukan pengumpulan data primer.
§  Melakukan rekapitulasi hasil pengumpulan data primer bersama tenaga ahli.


VIII. WAKTU DAN JADWAL PELAKSANAAN
Rencana Penyusunan KAK Penataan Kawasan Industri Kecil Menengah (IKM) di daerah Kecamatan Tanggulangin kabupaten Sidoarjo tahun 2019, dilaksanakan sejak penandatanganan kontrak kerjasama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.  Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan adalah:

1.        
Persiapan dan perencanaan
2.         Pengumpulan Data dan/atau informasi.
3.         Analisis Data
4.         Pengolahan  data
5.         Pembahasan hasil survey
6.         Penyusunan   Laporan  Awal/Pendahuluan
7.         Penyusunan Draf Laporan Akhir
8.         Seminar Hasil
9.         Penyusunan Laporan Akhir. 
 Selanjutnya, jadwal pelaksanaan secara rinci adalah :

No
Kegiatan
Bulan/Minggu
Oktober
November
Desember
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Persiapan












2.
Pengumpulan Data












3
Tabulasi dan Ananlisis Data












4.
Pengelolaan Data












5.
Pembahasan Hasil Survey











6.
Penyusunan  laporan pendahuluan












7.
Seminar hasil












8.
Penyusunan Laporan Akhir













IX.  KELUARAN
Keluaran yang dihrapkan berupa laporan hasil survey terdiri dari 3 laporan sebagai berikut :
a)      Laporan pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi pemahaman terhadap lingkup pekerjaan, konsep pendekatan dan metodologi studi dan pelaksanaan pekerjaan, program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, termasuk daftar kebutuhan data dan rencana survey lapangan.
b)     Laporan data analisis
Berisi data dan analisa hasil perolehan data survey lapangan berupa analisi SWOT dan AHP ( analisis hirarki proses) dan kajian rinci mengenai kondisi wilayah perencanaan, potensi dan permasalahan.
c)      Peta
Peta hasil kajian survey pentaan wilayah IKM digunakan untuk melakukan kegiatan penataan IKM, dengan adanya peta semua kegiatan masyarakat atau pelaku usaha lebih terstruktur dan dinamis, menjadi IKM mandiri dan sejahtera. Peta yang dihasilkan sebagai berikut :
a.       Peta persebaran Industri Kecil dan Menengah.
b.      Peta linkage system
-          Peta bahan baku
-          Peta pemasaran
c.       Peta Tata ruang wilayah Kawasan IKM Kecamatan Tanggulangin.
X.           SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN KAJIAN
Laporan hasil Penyusunan Master Plan/Action Plan Penataan Kawasan Industri Kecil Menengah (IKM) di daerah Kecamatan Tanggulangin kabupaten Sidoarjo. akan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Cover/sampul
Daftar Isi
·      Kata Pengantar Penyusun
·      Daftar Isi
·      Daftar Tabel
·      Daftar Gambar
·      Daftar Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
Latar Belakang
Tujuan
Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.
Hasil Kajian mengenai penataan Kawasan IKM Terdahulu
Landasan Teori
BAB III
METODOLOGI
3.1.
3.2.
Lokasi dan subyek untuk surey
Metode pengumpulan dan analisis data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Identifikasi dan Analisis Faktor-faktor ekonomi, sosial dan budaya pada Kawasan Industri kecil dan menengah di kecamatan Tanggulangin.
4.2.
Indentifikasi dan Analisis mengenai konsep penataan Kawasan Industri kecil dan menengah di kecamatan Tanggulangin.
4.3.
Strategi penataan Kawasan Industri kecil dan menengah di kecamatan Tanggulangin untuk tata ruang wilayah yang optimal.
BAB V
PENUTUP
5.1.
5.2.
Kesimpulan
Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran

XI.              PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan survey untuk Penataan Kawasan Industri Kecil Menengah (IKM) di daerah Kecamatan Tanggulangin kabupaten Sidoarjo 





































Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

laporan praktikum penetapan kadar air

laporan praktikum tanah PENETPAN TEKSTUR,STRUKTUR, DAN WARNA