SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

Gambar
TUGAS SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN  DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN Nama kelompok: 1.       Niranda Ristania                   (1625010013) 2.       Siska Dwi Lestari                  (1625010014) Usaha Tani Terpadu “SENIROCEN SAWANGBASAN” 1.1. Pendahuluan  Kerusakan lingkungan yang semkin banyak terjadi di berbagai wilayah Indonesia merupakan salah satu dampak akibat perbuatan manusia terhadap perubahan keseimbangan lingkungan sehingga menyebabkan terjadonya perubahan iklim yang drastis serta terjadinya berbagai bencana. Usaha pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kerusakan lingkungan . eningkatan penduduk yang begitu besar harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan secara tepat dan cepat. Berbagai usaha terus dikembangkan seiring perminaan produk yang begitu tinggi.   Seiring dengan seruan revolusi hijau dan gerakan swasembada pangan, usaha pertanian dilakukan dengan sangat intensif,

AGRICULTURE DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN IMPLEMENTASINYA MENDUKUNG PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN BERBASIS PERTANIAN TERPADU


 AGRICULTURE DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN IMPLEMENTASINYA MENDUKUNG PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN BERBASIS PERTANIAN TERPADU.

Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang ke-empat atau disebut Industri 4.0.  Prof. Klaus Martin Schwab, teknisi dan ekonom Jerman, menyebutkan dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution (2017), bahwa saat ini kita berada pada awal sebuah revolusi yang secara fundamental mengubah cara hidup, bekerja dan berhubungan satu sama lain. Perubahan di revolusi industry 4.0 ini memeberikan perubahan yang sangat berpengaruh dari revolusi sebelumnya. Pada revolusi Industri 1.0, tumbuhnya mekanisasi dan energi berbasis uap dan air yang menjadi penanda revolusi industry 1.0. Tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin, slah satunya mesin uap yang menjadi pencapaian tertinggi di abad ke-18. Selanjutnya, Revolusi Industri 2.0 perubahannya ditandai dengan berkembangnya energi listrik dan motor penggerak. Pesawat telepon, mobil, dan pesawat terbang menjadi contoh pencapaian tertinggi. Perubahan cukup pesat terjadi pada revolusi Industri 3.0. Ditandai dengan tumbuhnya industri berbasis elektronika, teknologi informasi, serta otomatisasi. Teknologi digital dan internet mulai dikenal pada akhir era ini.
Memasuki Era Revolusi Industri 4.0 perbedaan mencolok terlihat dengan revolusi indudtri sebelumnya, pada revolusi indutri 4.0 internet dan teknologi dikombinasikan. Perekmbangannya menjadi sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam bidang pertanian. Perkembangan teknologi di era industry 4.0 mampu digunakan untuk mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah dengan tujuan mendukung pencapaian ketahanan pangan. Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif mendorong produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian dengan menerapkannya pada kegiatan pertanian. Revolusi Industri 4.0 dibidang Pertanian menerapkan sistem Internet of Things (IOT) dimana mesin industri otomotif terintegrasi dengan internet.
Berkembangnya Internet of Things diikuti teknologi baru dalam bentuk data sains (Seperti tersedianya data curah hujan, suhu, serangan hama, kondisi tanah, kecepatan angin, dan data pendukung pertanian lain), kecerdasan buatan, robotik (mesin cerdas (artificial intelligence)), cloud, dan teknologi nano bioteknologi. Penerapan teknologi revolusi industry 4.0 bidang pertanian dikemas dalam  bentuk smart farming (pertanian cerdas) dengan menggunakan mesin canggih yang terhubung ke Internet, petani dapat mengontrol lahan mereka dengan menggunakan remote control. Contoh penerapannya yaitu (1) Smart Green House (2) Smart Irrigation System (3) Automatic Tractor (4) pesawat drone deteksi unsur hara (5)sistem aplikasi kalender tanam. Revolusi industry 4.0 dalam konteks teknologi informasi menjadi tonggak terciptanya sistem pertanian terpadu.
Era revolusi industri 4.0 yang mengedepankan teknologi diharapkan menguntungkan bagi para petani, terutama untuk mendapatkan informasi teknologi pertanian terbaru, pengurangan akses ke pasar dan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian mereka bahkan untuk membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kondisi tanah, air, pupuk dan lain-lain. Adanya revolusi industry 4.0 dihrapkan mampu menciptakan sistem pertanian terpadu, yaitu usaha pertanian yang tidah hanya pertanian melainkan usaha peternakan, perikanan, perkebunan dan lain-lain. Jika beberapa usaha tersebut digabungkan (gambar 1 (a)) dengan mempertimbangkan teknologi baru untuk mengaitkan perbedaan sistem penanaman dan peternakan, sekaligus dengan pasar dan kebijakan yang sesuai, serta pemanfaatan Internet of Thing (IoT) untuk menghubungkan benda-benda sekitar kita dengan internet melalui smarphone maupun gadget lainnya, maka sebuah lahan pertanian di era digital ini dapat dikatakan sebagai smart farming atau pertanian cerdas. Seperti gambar (gambar 1(b)) merupakan sistem pertanian yang digabungkan dengan perikanan di sleman yogyakarta.


Clercq et al. (2018) menyebutkan bahwa pertanian di masa mendatang akan menggunakan teknologi yang canggih seperti robot, sensor suhu dan kelembapan hingga teknologi GPS yang tentunya akan menjamin bisnis di bidang pertanian lebih menguntungkan, efisien, aman dan ramah lingkungan. Hasil pertanian pangan, hortikultura dan perkebunan yang sangat tergantung pada kondisi cuaca dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan komponen teknologi yang juga terintegrasi dengan internet misalnya untuk melakukan weather modelling, soil mass structure analysis dan lain-lain yang sebelumnya dilakukan berdasarkan pengalaman dan teknik tradisional. Menurut (Eastwood, et al., 2017) Konsep seperti ini lebih mengarah pada konsep smart farming yang juga disebut sebagai digital farming atau digital agriculture yang mendongkrak produktivitas dan efisiensi meskipun harus memperhatikan tantangan lain karena adanya potensi masalah sosial dan etika.
Kementrian pertanian dalam websitenya, mentri pertanian Amran sulaiman menyebutkan adanya 5 teknologi inovasi terbaru yang dapat mengubah aktivitas kehidupan manusia menjadi lebih efisien khususnya di sektor pertanian, yang meliputi :
1.    Internet of Things (IOT)
Teknologi Internet of Things dapat menyelesaikan masalah salah satunya bidang pertanian dengan solusi yang efiesien dan layak digunakan.  IoT cocok sekali diimplementasikan pada bidang pertanian karena karakteristik bidang pertanian, yang berpotensi sekali  menggunkan IoT. Contoh penerapannya yaitiu :
1)    Optimasi produk
Optimasi produk pertanian dipengaruhi situasi-situasi tertentu seperti perkiraan cuaca, keadaan tanah, dan kebutuhan pasar terhadap tanaman tertentu. Untuk menghasilkan keputusan yang tepat petani membutuhkan data real-time tentang kondisi cuaca saat itu. Teknologi wireless, Sistem GPS dan cloud bisa membantu petani untuk hal ini.
2)    Penanggulangan hama
Pengawasan jumlah hama menggunakan sensor network bisa menjadi solusi. Apabila sensor mendeteksi jumlah hama pengganggu terlalu tinggi, informasi ini bisa disampaikan pada sistem otomatis pengontrol hama untuk diambil tindakan. Hal ini bisa menggantikan penggunaan pestisida di beberapa kasus.
3)    Penggunaan sumber daya secara efektif
Sumber daya utama pada pertanian adalah air dan unsur hara tanah. Komponen ini harus digunakan secara efisien. Kekurangan air dan unsur hara tanah adalah hal utama yang bisa menyebabkan gagal panen. Sehingga penggunaannya harus dikelola dan dikontrol secara tepat. Menggunakan IoT, petani bisa mengukur, dan mendeteksi dari dini kekurangan komponen-kompenen utama dalam usaha pertaniannya.
4)    Optimasi Operasi Produksi
Operasi produksi pertanian meliputi pemupukan, penyemprotan hama dan panen. Semua kegiatan ini menggunakan mesin – mesin atau peralatan khusus. Dengan menggunakan IoT, petani bisa mengetahui secara nyata dan tepat posisi peralatan mereka. Dengan adanya data tersebut mereka melakukan analisa dan menentukan dengan tepat di mana daerah operasi produksi dengan efisien dan akan berdampak pada hasil pertanian mereka.
2.    3D Printing
Teknologi 3D Printing merupakan teknologi yang sudah familier di kalangan masyrakat umum, akan tetapi teknologi ini belum dimanfaatkan secara masal, terutama untuk bidang agribisnis. Teknologi 3D Printing bisa digunakan sebagai alat pencetak/pembuat, peralatan dan perlengkapan dibidang pertanian dan peternakan, yang sifatnya sekali pakai yang jika dengan bahan atau cara pembuatan konfesional lebih tidak efisien.
3.    Human-Machine Interface
kendaraan tanpa pengemudi (human-machine interface) atau biasa kita ketahui dengan alat berupa drone. Drone untuk pertanian sudah semakin marak, produksinya juga sudah semakin banyak, fungsi dan kualitasnya pun semakin tinggi. Drone digunakan untuk pemetaan lahan, penyemprotan, penyerbukan, deteksi unsur hara dan bidang pertanian lainnya.
4.    Teknologi Robot
Teknologi robot sudah dimanfaatkan, khususnya di Negara Eropa, Amerika dan Jepang. Robot sudah umum digunakan di usaha peternakan dengan skala industri. Pengembangan robot pintar di bidang pertanian sudah semakin canggih, seperti menyususn posisi pot pada proses pembibitan, merawat tanaman. Namun, di Indonesia masih belum banyak  menerapakan teknologi ini, hanya beberapa kota besar yang mungkin sudah menerapkan.
5.    Artificial Intelligence (AI)
Kecerdasan buatan untuk bidang pertanian sudah digunakan sebagai analisa pada pemetaan lahan, identifikasi hama pada tanaman, mengelolaan air pada tanaman dan lainnya yang memungkinkan penanganan dan perawatan tanaman dilakukan secara lebih tepat dan efektif.


Teknologi era revolusi industry 4.0 telah berkembang khususnya di Indonesia. Balitbang pertanian dalam websitenya mentri pertanian Amran sulaiman meresmikan salah satu teknologi yang berhasil dibuat oleh Badan Litbang Pertanian yaitu sebuah traktor yang diberi nama Autonomous Tractor (gambar 2 (a)), tractor menggunakan system kemudi yang dapat dikendalikan secara otomatis. Traktor ini berfungsi untuk mengolah tanah menggunakan sistem navigasi Real Time Kinematika (RTK) yang dapat melakukan pengolahan lahan sesuai perencanaan dengan akurasi 5-25 cm. Selain tractor, Para pemuda dengan bimbingan Komando Distrik Militer 0706/Temanggung membuat inovasi baru di era industry 4.0 yaitu drone (gamabar 2 (b)) dengan ukuran besar yang difungsikan untuk menyemprot tanaman, baik untuk pemupukan, menyemprotkan pestisida, maupun penyiraman ringan. Drone dengan teknologi tinggi ini juga mampu mendeteksi kondisi tanaman pertanian atau perkebunan dalam lahan yang luas. Pada ( gambar 2 (c)) ini merupakan alat monitoring kondisi tanaman buatan china yaitu Xiaomi Flower Monitor, berfungsi untuk memonitoring kondisi tumbuhan / bunga, dapat mengetahui data-data seperti kandungan pupuk pada tanah, kelembapan tanah dan informasi bersangkutan dengan bunga yang ditanam dalam database tanaman Xiaomi. Menggunakan koneksi bluetooth untuk terhubung ke smartphone. Namun pemasaran di Indonesia masih belum banyak.
Revolusi Industri 4.0 dalam bidang pertanian sudah berjalan di bebrap wilayah kota besar. Namun untuk wilayah Tanggulangin sidoarjo jawa timur masih belum diterapkan. Namun, di Tanggulangin sudah memanfaatkan teknologi otomatis seperti rice planter namun alat ini masih memanfatkan tenaga manusia dan menggunakan teknologi tersebutadalah petani muda yang sudah melek teknologi. Revolusi industry 4.0 masih kurang tepat diterapkan di wilayah tanggulangin sidoarjo karena akses internetnya dimana ada beberapa daerah yang akses internetnya meskipun jaringan sudah 4G namun masih sering macet. Selain itu infrastruktur juga perlu perbaikan untuk memperlancar akses dalam segala kegiatan. Teknologi canggih dalam era revolusi industry 4.0 tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga itu juga merupakan alasan belum diterapkannya di wilayah tanggulangin.
Revolusi indutri 4.0 dengan sistem memanfaatkan mesin canggih yang terhubung ke Internet, petani dapat mengontrol lahan mereka dengan menggunakan remote. beberapa program yang sudah berhasil dijalankan oleh Kementrian Pertanian berdasarkan wawancara dengan Prof. Dedi Nursyamsi Staf Ahli Mentri bidang Infrastruktur pertanian di salah satu stasiun Televisi Nasinoal pada 20 Maret 2019 yaitu :
1.    Smart Green House
Semua aktifitas yang memengaruhi petumbuhan tanaman yang berada dalam cakupan Smart Green House ini akan diatur oleh internet yang menggunakan sistem Artificial Intellegence. misalnya melakukan pengaturan terhadap cahaya, air dan hal yang memengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut agar dapat tumbuh dengan kualitas yang terbaik.
2.    Smart Irrigation System
Irigasi bawah tanah yang dimanfaatkan untuk tanah kering dengan sistem kerja mengatur kelembapan tanah sehingga tanah tidak gersang lagi dan dapat menjadi lembab sesuai dengan kebutuhan tanaman. 
3.    Automatic Tractor
Sebuah teknologi dimana petani dapat mengontrol traktor dengan menggunakan remote, bahakan dapat dikoktrol dari rumah.
Teknologi dalam era revolusi industri 4.0 dalam bidang bioteknologi untuk pertanian sudah mulai dikembangkan teknologi CRISPRassociated protein (Cas) 9, atau bisa disebut dengan istilah Genome editing, genome editing adalah metode perakitan genetik dimana sebuah sekuens DNA bisa disisipkan, diganti dihapus, dan atau dipindahkan dari genom suatu organisme ke organisme lain dengan bantuan suatu enzim nuklease yang berfungsi seperti gunting molekuler. Teknik genome editing memiliki kemampuan untuk mengendalikan jenis variasi genetik yang diintroduksi serta menjanjikan perubahan metode untuk menciptakan varietas baru yang lebih unggul dari varietas sebelumnya.
Revolusi industri saat ini sudah memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah. Namun, digitalisasi program juga membawa dampak negatif. Peran manusia pelan-pelan akan diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin meningkat, untuk menghadapai revolusi industry 4.0 dan menjawab tantangannya perlu adanya dukungan dari pemerintah, kerjasama di berbagai lembaga dan juga peran aktif masyarakat. 

KESIMPULAN
Teknologi era revolusi industry 4.0 di bidang pertanian memberikan dampak positif tentunya karena pekerjaan lebih efisien karena kegiatan yangbiasa dilakukan ditempat dapat dilakukan dirumah dengan akses internet yang tesambung, selain itu juga dapat digunakan remote control atau mesin yang bergerak secara otomatis. Namun, di indonesi hanya para petani mileniel yang sangat tertarik dengan teknologi tersebut karena kebanyak petani di indonesi yang hanya lulusan sd dan smp kurang memahami penerapan teknologi tersebut. Selain itu banyak tantangan yang harus dihadapi. Pertanian Indonesia telah mengikuti perkembangan zaman yaitu pertanian yang berbasis teknologi. Adanya revolusi indutri 4.0 terbukti mampu menciptakan sistem pertanian tepadu dengan konsep baru pemanfaatan teknologi dan internet sehingga mampu mencapai ketahanan pangan. kemajuan pertanian akan menciptakan petani Indonesia yang sejahtera serta masyarakat yang dapat mengonsumsi hasil pertanian yang berkualitas. 

DAFTAR PUSTAKA
-       Clercq, M.D., Vats, A., Biel, A. 2018. Agriculture 4.0: the Future of Farming. Technology.
-       Eastwood, C., Klerkx, L., Ayre, M., & B, D. R. 2017. Managing socio-ethical challenges
in the development of smart farming: From a fragmented to a comprehensive approach for responsible research and innovation. Journal of Agricultural and Environmental Ethics, 1-28.
-       http://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/3386/ diakses pada tanggal 19 September
2019 pukul 20.15
2019 pukul 20.15
-       Schwab. M. K. 2017.  The Fourth Industrial Revolution. Penguin: 1 edition. 185 pages

Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan praktikum tanah PENETPAN TEKSTUR,STRUKTUR, DAN WARNA

laporan praktikum penetapan kadar air

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DESAIN LANDSCAPE LAHAN USAHA TANI TERPADU “SENIROCEN SAWANGBASAN” DENGAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN