Clercq et al. (2018)
menyebutkan bahwa pertanian di masa mendatang akan menggunakan teknologi yang
canggih seperti robot, sensor suhu dan kelembapan hingga teknologi GPS yang tentunya
akan menjamin bisnis di bidang pertanian lebih menguntungkan, efisien, aman dan
ramah lingkungan. Hasil pertanian pangan, hortikultura dan
perkebunan yang sangat tergantung pada kondisi cuaca dapat ditingkatkan dengan
memanfaatkan komponen teknologi yang juga terintegrasi dengan internet misalnya
untuk melakukan weather modelling, soil mass structure analysis dan lain-lain
yang sebelumnya dilakukan berdasarkan pengalaman dan teknik tradisional. Menurut
(Eastwood, et al., 2017) Konsep seperti ini lebih mengarah pada konsep smart
farming yang juga disebut sebagai digital farming atau digital agriculture yang
mendongkrak produktivitas dan efisiensi meskipun harus memperhatikan tantangan
lain karena adanya potensi masalah sosial dan etika.
Kementrian
pertanian dalam websitenya, mentri pertanian Amran sulaiman menyebutkan adanya 5
teknologi inovasi terbaru yang dapat mengubah aktivitas kehidupan manusia
menjadi lebih efisien khususnya di sektor pertanian, yang meliputi :
1.
Internet
of Things (IOT)
Teknologi Internet
of Things dapat menyelesaikan masalah salah satunya bidang
pertanian dengan solusi yang efiesien dan layak digunakan. IoT cocok
sekali diimplementasikan pada bidang pertanian karena karakteristik bidang
pertanian, yang berpotensi sekali menggunkan
IoT. Contoh penerapannya yaitiu :
1) Optimasi
produk
Optimasi produk pertanian dipengaruhi
situasi-situasi tertentu seperti perkiraan cuaca, keadaan tanah, dan kebutuhan
pasar terhadap tanaman tertentu. Untuk menghasilkan keputusan yang tepat petani
membutuhkan data real-time tentang kondisi cuaca saat itu. Teknologi wireless,
Sistem GPS dan cloud bisa membantu petani untuk hal ini.
2) Penanggulangan
hama
Pengawasan jumlah hama menggunakan sensor
network bisa menjadi solusi. Apabila sensor mendeteksi jumlah hama pengganggu
terlalu tinggi, informasi ini bisa disampaikan pada sistem otomatis pengontrol
hama untuk diambil tindakan. Hal ini bisa menggantikan penggunaan pestisida di
beberapa kasus.
3) Penggunaan
sumber daya secara efektif
Sumber daya utama pada pertanian adalah
air dan unsur hara tanah. Komponen ini harus digunakan secara efisien.
Kekurangan air dan unsur hara tanah adalah hal utama yang bisa menyebabkan
gagal panen. Sehingga penggunaannya harus dikelola dan dikontrol secara tepat.
Menggunakan IoT, petani bisa mengukur, dan mendeteksi dari dini kekurangan
komponen-kompenen utama dalam usaha pertaniannya.
4) Optimasi
Operasi Produksi
Operasi
produksi pertanian meliputi pemupukan, penyemprotan hama dan panen. Semua
kegiatan ini menggunakan mesin – mesin atau peralatan khusus. Dengan
menggunakan IoT, petani bisa mengetahui secara nyata dan tepat posisi peralatan
mereka. Dengan adanya data tersebut mereka melakukan analisa dan menentukan
dengan tepat di mana daerah operasi produksi dengan efisien dan akan berdampak
pada hasil pertanian mereka.
2.
3D
Printing
Teknologi
3D Printing merupakan teknologi yang sudah familier di kalangan masyrakat umum,
akan tetapi teknologi ini belum dimanfaatkan secara masal, terutama untuk
bidang agribisnis. Teknologi 3D Printing bisa digunakan sebagai alat
pencetak/pembuat, peralatan dan perlengkapan dibidang pertanian dan peternakan,
yang sifatnya sekali pakai yang jika dengan bahan atau cara pembuatan
konfesional lebih tidak efisien.
3.
Human-Machine
Interface
kendaraan
tanpa pengemudi (human-machine interface) atau biasa kita ketahui dengan alat
berupa drone. Drone untuk pertanian sudah semakin marak, produksinya juga sudah
semakin banyak, fungsi dan kualitasnya pun semakin tinggi. Drone digunakan
untuk pemetaan lahan, penyemprotan, penyerbukan, deteksi unsur hara dan bidang
pertanian lainnya.
4.
Teknologi
Robot
Teknologi
robot sudah dimanfaatkan, khususnya di Negara Eropa, Amerika dan Jepang. Robot
sudah umum digunakan di usaha peternakan dengan skala industri. Pengembangan
robot pintar di bidang pertanian sudah semakin canggih, seperti menyususn posisi
pot pada proses pembibitan, merawat tanaman. Namun, di Indonesia masih belum
banyak menerapakan teknologi ini, hanya
beberapa kota besar yang mungkin sudah menerapkan.
5.
Artificial
Intelligence (AI)
Kecerdasan
buatan untuk bidang pertanian sudah digunakan sebagai analisa pada pemetaan
lahan, identifikasi hama pada tanaman, mengelolaan air pada tanaman dan lainnya
yang memungkinkan penanganan dan perawatan tanaman dilakukan secara lebih tepat
dan efektif.
Teknologi era revolusi industry
4.0 telah berkembang khususnya di Indonesia. Balitbang pertanian dalam
websitenya mentri pertanian Amran sulaiman meresmikan salah satu teknologi yang
berhasil dibuat oleh Badan Litbang Pertanian yaitu sebuah traktor yang diberi
nama Autonomous Tractor (gambar 2 (a)), tractor menggunakan
system kemudi yang dapat dikendalikan secara otomatis. Traktor ini berfungsi
untuk mengolah tanah menggunakan sistem navigasi Real Time Kinematika (RTK)
yang dapat melakukan pengolahan lahan sesuai perencanaan dengan akurasi 5-25
cm. Selain tractor, Para pemuda dengan bimbingan Komando Distrik Militer
0706/Temanggung membuat inovasi baru di era industry 4.0 yaitu drone (gamabar 2
(b)) dengan ukuran besar yang difungsikan untuk menyemprot tanaman, baik untuk
pemupukan, menyemprotkan pestisida, maupun penyiraman ringan. Drone dengan teknologi
tinggi ini juga mampu mendeteksi kondisi tanaman pertanian atau perkebunan
dalam lahan yang luas. Pada ( gambar 2 (c)) ini merupakan alat monitoring
kondisi tanaman buatan china yaitu Xiaomi Flower Monitor, berfungsi untuk memonitoring kondisi
tumbuhan / bunga, dapat mengetahui data-data seperti kandungan pupuk pada
tanah, kelembapan tanah dan informasi bersangkutan dengan bunga yang ditanam
dalam database tanaman Xiaomi. Menggunakan koneksi bluetooth untuk terhubung ke
smartphone. Namun pemasaran di Indonesia masih belum banyak.
Revolusi Industri 4.0 dalam
bidang pertanian sudah berjalan di bebrap wilayah kota besar. Namun untuk
wilayah Tanggulangin sidoarjo jawa timur masih belum diterapkan. Namun, di
Tanggulangin sudah memanfaatkan teknologi otomatis seperti rice planter namun
alat ini masih memanfatkan tenaga manusia dan menggunakan teknologi
tersebutadalah petani muda yang sudah melek teknologi. Revolusi industry 4.0 masih
kurang tepat diterapkan di wilayah tanggulangin sidoarjo karena akses
internetnya dimana ada beberapa daerah yang akses internetnya meskipun jaringan
sudah 4G namun masih sering macet. Selain itu infrastruktur juga perlu
perbaikan untuk memperlancar akses dalam segala kegiatan. Teknologi canggih
dalam era revolusi industry 4.0 tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit
sehingga itu juga merupakan alasan belum diterapkannya di wilayah tanggulangin.
Revolusi indutri
4.0 dengan sistem memanfaatkan mesin canggih yang terhubung ke Internet, petani
dapat mengontrol lahan mereka dengan menggunakan remote. beberapa
program yang sudah berhasil dijalankan oleh Kementrian Pertanian berdasarkan
wawancara dengan Prof. Dedi Nursyamsi Staf Ahli Mentri bidang Infrastruktur
pertanian di salah satu stasiun Televisi Nasinoal pada 20 Maret 2019 yaitu :
1. Smart Green
House
Semua aktifitas yang memengaruhi petumbuhan tanaman
yang berada dalam cakupan Smart Green House ini akan diatur oleh internet yang
menggunakan sistem Artificial Intellegence. misalnya melakukan
pengaturan terhadap cahaya, air dan hal yang memengaruhi pertumbuhan tanaman
tersebut agar dapat tumbuh dengan kualitas yang terbaik.
2. Smart Irrigation
System
Irigasi bawah tanah yang dimanfaatkan untuk tanah
kering dengan sistem kerja mengatur kelembapan tanah sehingga tanah tidak
gersang lagi dan dapat menjadi lembab sesuai dengan kebutuhan tanaman.
3. Automatic
Tractor
Sebuah teknologi dimana petani dapat mengontrol traktor dengan
menggunakan remote, bahakan dapat dikoktrol dari rumah.
Teknologi dalam
era revolusi industri 4.0 dalam bidang bioteknologi untuk pertanian sudah mulai
dikembangkan teknologi CRISPRassociated
protein (Cas)
9, atau bisa disebut dengan istilah Genome editing, genome editing adalah
metode perakitan genetik dimana sebuah sekuens DNA bisa disisipkan, diganti
dihapus, dan atau dipindahkan dari genom suatu organisme ke organisme lain
dengan bantuan suatu enzim nuklease yang berfungsi seperti gunting molekuler. Teknik
genome editing memiliki kemampuan untuk mengendalikan jenis variasi genetik
yang diintroduksi serta menjanjikan perubahan metode untuk menciptakan varietas
baru yang lebih unggul dari varietas sebelumnya.
Revolusi industri saat ini sudah
memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan
dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan
menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih
luas dengan sistem online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah. Namun,
digitalisasi program juga membawa dampak negatif. Peran manusia pelan-pelan
akan diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin
meningkat, untuk menghadapai revolusi industry 4.0 dan menjawab tantangannya
perlu adanya dukungan dari pemerintah, kerjasama di berbagai lembaga dan juga
peran aktif masyarakat.
KESIMPULAN
Teknologi era revolusi industry
4.0 di bidang pertanian memberikan dampak positif tentunya karena pekerjaan
lebih efisien karena kegiatan yangbiasa dilakukan ditempat dapat dilakukan
dirumah dengan akses internet yang tesambung, selain itu juga dapat digunakan
remote control atau mesin yang bergerak secara otomatis. Namun, di indonesi hanya
para petani mileniel yang sangat tertarik dengan teknologi tersebut karena
kebanyak petani di indonesi yang hanya lulusan sd dan smp kurang memahami
penerapan teknologi tersebut. Selain itu banyak tantangan yang harus dihadapi.
Pertanian Indonesia telah mengikuti perkembangan zaman yaitu pertanian yang
berbasis teknologi. Adanya revolusi indutri 4.0 terbukti mampu menciptakan
sistem pertanian tepadu dengan konsep baru pemanfaatan teknologi dan internet
sehingga mampu mencapai ketahanan pangan. kemajuan pertanian akan menciptakan petani
Indonesia yang sejahtera serta masyarakat yang dapat mengonsumsi hasil
pertanian yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
-
Clercq,
M.D., Vats, A., Biel, A. 2018. Agriculture 4.0: the Future of Farming.
Technology.
-
Eastwood,
C., Klerkx, L., Ayre, M., & B, D. R. 2017. Managing socio-ethical
challenges
in
the development of smart farming: From a fragmented to a comprehensive approach
for responsible research and innovation. Journal of Agricultural and
Environmental Ethics, 1-28.
2019 pukul 20.15
2019 pukul 20.15
-
Schwab.
M. K. 2017. The Fourth Industrial
Revolution. Penguin: 1 edition. 185 pages
Komentar
Posting Komentar